KAUM MUDA dan KEBANGKITAN BANGSA Oleh : Rama Pratama Bulan Mei ini, kita sebagai sebuah bangsa merayakan seratus tahun kebangkitan nasional. Pada hakikatnya perayaan seratus tahun kebangkitan nasional ini harus menjadi titik tolak kebangkitan kaum muda. Karena memang pada kenyataannya sejarah telah bercerita bahwa suara kebangkitan itu selalu diteriakkan dan digelorakan oleh kaum muda. Keberanian untuk memperjuangkan perubahan, kekuatan untuk membangun peradaban sesungguhnya berada ditangan kaum muda. Sebagaimana Hasan Al Banna, seorang pemimpin pergerakan di Mesir pernah mengatakan "didalam setiap kebangkitan, maka pemudalah rahasianya". Bahkan Sukarno dalam sebuah pidatonya pernah berkata "berikan aku sepuluh orang pemuda, niscaya akan kuguncang dunia". Kenyataan hari ini memang bukanlah suatu hal yang mudah bagi kaum muda Indonesia. Instrumen pembinaan kaum muda Indonesia tidak berjalan sebagaimana mestinya. Ada berbagai organisasi pemuda, baik yang berada di bawah organisasi massa, partai politik, maupun yang bersifat mandiri. Ada juga yang berdasarkan profesi, kesukuan atau kedaerahan, baik lokal maupun nasional. Namun kebanyakan, hampir kehilangan daya geraknya. Organisasi pemuda yang seharusnya dinamis, penuh inisiatif dan semangat perubahan seakan-akan kehilangan vitalitasnya. Mereka sibuk dengan urusan internal organisasi sehingga lupa ada tugas besar yang menanti mereka. Mereka lupa, lebih dari dua ratus juta jiwa rakyat menanti karya-karya besar kaum muda untuk menyelesaikan persoalan kebangsaan. Orang-orang muda saat ini masih menjadi komunitas yang berserakan sehingga dampak perubahannya kurang signifikan, jika dilihat dari perspektif kebangsaan secara keseluruhan. Andai mereka terhimpun dalam organisasi yang mampu membangun sinergi dan partisipasi, tentulah energi perubahan yang akan dihasilkan menjadi tak tertahan. Sayangnya, mereka seringkali enggan berhimpun dalam wadah-wadah kepemudaan, karena dalam persepsi mereka, wadah kepemudaan saat ini tak lebih dari kumpulan pengangguran yang mencari hidup dengan menjual proposal kegiatan. Persepsi seperti itu tentu harus diubah. Para aktifis kepemudaan harus dapat menunjukkan bahwa mereka berhimpun bukan untuk mencari makan apalagi jabatan. Mereka berhimpun untuk suatu perubahan menuju Indonesia baru, yakni memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam upaya revitalisasi organisasi kepemudaan, maka ada tiga hal yang perlu diperhatikan. Pertama, kejelasan ideologi. Ideologi adalah energi gerak yang luar biasa. Ia memberikan arahan sekaligus batasan mengenai sejauhmana idealisme harus dipertahankan. Organisasi yang tidak memiliki kejelaskan ideologi hanya akan menjadi kerumunan yang tak jelas apa yang akan diperjuangkan. Organisasi seperti ini akan sangat mudah ditempa perpecahan. Kedua, persoalan kaderisasi. Kader merupakan elemen penting karena merekalah pembawa misi agar ideologi terealisasi. Penanaman jati diri dalam sebuah proses kaderisasi yang tertata rapi menjadi sebuah keharusan bagi setiap organisasi. Di tangan kader yang terideologisasi dengan baiklah, keberlangsungan organisasi dapat dipertahankan. Ketiga, persoalan struktur. Struktur organisasi membagi peran dan tanggung jawab setiap orang di dalamnya dengan jelas. Struktur yang disertai job description dan job specification yang jelas, akan mempermudah koordinasi dalam upaya konsolidasi. Organisasi kepemudaan yang solid dan memiliki energi gerak yang dinamis akan sangat membantu kaum muda dalam menjalankan perannya sebagai agen perubahan. Sesungguhnya tugas kaum muda saat ini sangatlah luar biasa. Tantangan situasi domestik yang begitu mengerikan, seperti ancaman perpecahan, kemiskinan yang berkepanjangan, kerusakan lingkungan, merupakan pekerjaan rumah kaum muda yang belum terselesaikan. Pada saat yang sama tantangan peradaban yang muncul sebagai konsekuensi dari globalisasi tidak mudah dieliminasi. Terkait tantangan globalisasi ini, Yusuf Qardhawi dalam bukunya 'Menyongsong Abad 21' mengingatkan: "meskipun kolonialisme militer Barat telah membawa pulang slogannya dan meninggalkan jajahannya namun ia meninggalkan penjajahan yang lebih berbahaya dan lebih dalam pengaruhnya dalam kehidupan, yaitu kolonialisme peradaban." Kolonialisme peradaban, jika dibiarkan akan mengeliminasi kepribadian dan jati diri bangsa. Boleh jadi, suatu hari nanti kita tidak akan menemukan lagi Indonesia sebagai entitas sebuah bangsa dan budaya kecuali dalam buku sejarah. Tentu kita tidak menginginkan itu. Kita ingin Indonesia hidup seribu tahun lagi, bahkan lebih. Gema Keadilan sebagai wadah berkumpulnya kaum muda, mengajak seluruh kaum muda Indonesia untuk bersatu dan bangkit bersama menuju Indonesia baru. Kami sangat ingin kaum muda Indonesia bertemu lebih intens, berdiskusi mencari solusi bagi negeri, untuk kemudian bergandengan tangan dalam melakukan perubahan. Setelah seratus tahun lalu semangat kebangkitan digelorakan oleh Budi Oetomo dan organisasi lainnya ketika itu, maka sudah saatnya kaum muda Indonesia meneriakkan kembali semangat kebangkitan itu. Sepuluh tahun reformasi harus diakui belum memberikan dampak yang berarti. Pergantian politisi memang terjadi, namun perubahan perilaku politik belum terjadi. Para pengemban amanah reformasi sama sekali belum mampu menunjukkan keseriusannya mewujudkan cita-cita reformasi. Indonesia yang bebas korupsi dan kolusi belum terjadi, keberpihakan ekonomi untuk rakyat kecil masih belum terealisasi, tatanan dan aktor-aktor birokrasi yang mau melayani masih berupa mimpi. Maka kaum muda Indonesia, sekali lagi, tidak boleh berhenti untuk menggelorakan semangat kebangkitan. Akhirnya saya ingin mengingatkan apa yang pernah diamanatkan oleh Sukarno pada saat rapat raksasa di lapangan Ikada kepada seluruh pemuda Indonesia. Beliau mengatakan; "Hai orang Indonesia sekarang ini, landjutkanlah perdjoangan kita, landjutkanlah perdjoangan kita jang kita telah djalankan dengan penuh penderitaan; landjutkan, berusahalah, berdjoanglah, peraslah engkau punja tenaga dan keringat, agar supaja negara Republik Indonesia jang berwilajah kekuasaan dari Sabang sampai ke Merauke mendjadi negara jang kuat, Republik jang berdaulat, Republik jang disegani dan dihormati oleh seluruh umat manusia didunia ini. Berdjoanglah terus, berichtiarlah terus, bantinglah tulangmu terus, peraslah keringatmu terus, agar supaja bangsa Indonesia ini hidup di dalam kebahagiaan, tidak hidup kekurangan, tidak hidup tertindas, tidak hidup dalam kemudaratan, melainkan hidup sebagai kita tjita-tjitakan dari djaman dahulu, hidup di dalam keadaan gemah-ripah loh-djinawi, tata-tentrem karta rahardja |
Rabu, 21 Mei 2008
KAUM MUDA dan KEBANGKITAN BANGSA
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar