Selasa, 27 Mei 2008

Kamis, 22 Mei 2008

Orang Besar Berpikir Besar

Anda besar dengan berpikir besar.

Anda kecil bila berpikir kecil.

Keterbatasan Anda adalah pikiran anda.

Mimpi dianugerahkan agar anda bisa berpikir besar.

Maka bermimpilah menjadi besar.

Mulailah dari pikiran Anda.

Keberhasilan semata-mata bagaimana Anda meletakkannya dalam pikiran.

Tidak ada yang salah pada lingkungan sekitar.

Tidak pula salah pada waktu Anda.

Semua memberikan tempat dan kesempatan bagi Anda untuk meraih keberhasilan.

Tinggal Anda mengambil langkah pertama, yaitu berpikir besar.

Tak ada yang salah pada katak yang merindukan bulan.

Tak ada yang salah pada kera yang ingin menjadi dewa.

Jangan hiraukan ucapan orang lain.

Bergaullah dengan orang-orang berkepribadian besar.

Perlakukan diri Anda dengan penuh rasa hormat, maka orang lain akan menghormati Anda sebagai orang besar.

Sumber : motivasi net

Seri mencari pahlawan Indonesia

Mencari Pahlawan Indonesia
Oleh Anis Matta

Daya Cipta Material

Sebagai indikator keberdayaan, harta menjelaskan satu sisi kekuatan jiwa seorang pahlawan: daya cipta material. Yaitu kemampuan mengadakan dan menciptakan semua sarana materi, apapun bentuknya, yang ia perlukan untuk merealisasi rencana kepahlawanannya.

Makin dekat medan kepahlawanan seseorang kepada dunia materi, makin jelas pula daya cipta material ini menjadi indikator kekuataan kepribadiannya. Misalnya kepahlawanan dalam medan perang, politik dan ekonomi. Sebaliknya, makin rendah daya cipta material seseorang, khususnya pada ketiga medan kepahlawanan tersebul, makin kecil pula peluangnya menjadi pahlawan.

Kemiskinan adalah masalah besar yang dihadapi para Muhajirin begitu mereka tiba di Madinah. Tapi ketika Saad Ibnu Rabi-dari kalangan Anshar-menawarkan modal kerja kepada Abdurrahman bin Auf-dari kalangan Muhajirin-yang telah dipersaudarakan dengannya, yang terakhir ini hanya mengatakan; “Tidak! Bukan itu yang aku perlukan. Tunjukkan saja padaku, dimana letaknya pasar Madinah?”

Nyata benar indikasi kekuatan kepribadian dalam kisah ini; kemandirian, harga diri, rasa percaya diri, kemampuan tehnis, kemahiran bisnis. Maka Abdurrahman bin Auf yang datang ke Madinah dengan tangan kosong, akhirnya meninggal dengan warisan kekayaan yang sangat besar. Bahkan emasnya, dalam salah satu riwayat, harus dibelah dengan kampak. Kepahlawanannya tidaklah terletak pada kekayaan itu, tapi pada apa yang ditunjukkan kekayaan itu tentang dirinya.

Daya cipta material itu pula yang menjelaskan, mengapa orang-orang seperti Abu Bakar dan Utsman bin Affan biasa menginfakkan seluruh hartanya, bukan sekadar marginnya, untuk kemudian memulai usahanya dari nol kembali; sebab mereka percaya pada daya cipta material mereka. Kekayaan itu, sekali lagi, tidaklah dengan sendirinya menjadikan mereka pahlawan. Tapi kekayaan itu bercerita banyak tentang mereka.

Kapasitas ini, daya cipta material, adalah salah satu kemampuan inti yang diperlukan dalam medan perang, atau percaturan politik, atau dunia bisnis. Itu sebabnya mereka yang memiliki kapasitas ini biasanya berpotensi menjadi pahlawan pada ketiga medan tersebut. Misalnya Umar bin Khattab dan Khalid bin Walid; keduanya adalah petarung sejati, pemimpin sejati, dan juga pebisnis sejati.

Jadi, jika mereka mampu menciptakan karya-karya monumental dalam ketiga medan tersebut, itu sepenuhnya disebabkan oleh fakta bahwa kapasitas inti yang diperlukan pada ketiga medan itu adalah sama; daya cipta material.

Umar bin Khattab mengajarkan makna ini kepada kita, ketika beliau mengatakan: “Tidak ada pekerjaan yang paling aku senangi setelah perang di jalan Allah, selain dari bisnis.” Agaknya inilah yang menjelaskan, mengapa generasi sahabat bukan hanya mampu memenangkan seluruh pertempuran, tapi juga mampu menciptakan kemakmuran setelah mereka berkuasa.

Karnaval Jiwa-jiwa

Sejarah adalah karaval panjang jiwa-jiwa. Peristiwa-peristiwa hanyalah batang tubuh sejarah. Kenangan kita tidak tersimpan dalam peristiwa. Tapi pada jiwa-jiwa yang bermain dalam ruangan peristiwa itu. Pada ruh yang memaknai peristiwa-peristiwa itu.

Berapa tahunkah sudah kita menghuni bumi ini? Tapi berapakah potongan waktu yang melekat dalam kenangan kita? Berapakah luasnya ruangan bumi ini? Tapi berapakah ruang yang menghuni ingatan kita? Berapakah banyaknya manusia yang memenuhi bumi ini? Tapi berapakah nama yang kita simpan dalam benak kita ?

Tidak banyak. Waktu. Ruang. Manusia. Hanya sedikit dari itu semua yang menjadi kenangan. Dan yang kita kenang bukan waktunya. Bukan ruangnya. Bukan manusianya. Tapi jiwanya. Tapi ruhnya. Jiwa dan ruh dan bergerak dengan makna-makna. Bukan panggung ruang dan waktu, dengan sebuah nama.

Maka menyemburatlah peristiwa-peristiwa yang sebenarnya adalah tindakan jiwa-jiwa di pelataran sejarah. Seperti fajar menyingsing di kaki langit, setelah berjalan tertatih-tatih melampaui malam. Yang kila kenang adalah saat fajarnya. Bukan potongan-potongan waktu yang dilewatinya ketika malam. Bukan juga belahan bumi yang dilaluinya di waktu malam. Tapi saat fajarnya. Saat sang jiwa menembus batas-batas waktu dan ruang. Saat makna-makna memenuhi rongga sang jiwa, lalu ia meledak. Ledakannya menyemburat di ujung malam . Maka lahirlah pagi. Lalu terjadilah itu : apa yang kau sebut peristiwa.

Begitulah Allah melukiskan sejarah dalam kitab-Nya. Tanpa catatan waktu. Tanpa rincian tempat. Supaya sejarah terlukis seperti karnaval panjang jiwa-jiwa yang mementaskan makna-makna di panggung ruang dan waktu. Yang dilukisnya adalah tindakan jiwa-jiwa saat ia melakoni makna-makna. Bukan panggung, ruang dan waktu. Sebab kau takkan mengenang panggung. Kau hanya akan mengenang sang aktor. Sang jiwa. Yang melakoni sebuah cerita.

Maka sejarah adalah sari buah yang diperas dari waklu, ruang dan manusia. Jadi sebuah cerita. Cerita sang jiwa yang selalu berjaga-jaga seperti kata Chairil Anwar “di garis batas pernyataan dan impian.”

Dan itulah pahlawan. Sang jiwa yang melakoni makna-makna. Dalam ruang dan waktu. Jadi sebuah cerita. Cerita yang memenuhi lembar-lembar sejarah.

Jadi apa yang kau baca dalam sejarah adalah jiwa kami. Para pahlawan. Sebab sekali ini sejarah memenuhi seruan Chairil Anwar dalam Karawang Bekasi:
Kami bicara padamu dalam hening di maiam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kenang, kenanglah kami
Teruskan, teruskan jiwa kami…..

Imajinasi

“Seluruh lembah, gunung, dan gurun yang pernah kulewati, pasti akan selalu kuingat, sekaligus kubayangkan segenap strategi yang akan kugunakan, jika suatu saat aku berperang di tempat itu.”

Itulah ungkapan Khajid bin Walid tatkala ia mengenang strategi kardus yang digunakannya dalam Perang Yarmuk. Itulah kemenangan perang, sekaligus prestasi militer paling prestisius yang pernah dicapai Khalid. Itu pulalah pembuktian paling nyata dari gelar yang diberikan Rasulullah saw kepadanya sebagai Pedang Allah yang Selalu Terhunus.

Jadi, segalanya bermula dari imajinasi. Ini bukan hanya ada dalam dunia kepahlawanan militer, melainkan merata dalam semua bidang kepahlawanan. Temuan-temuan ilmiah selalu didahului oleh imajinasi: jauh sebelum dilakukannya pengujian di laboratorium; jauh sebelum adanya perumusan teori. Maka, fiksi-fiksi ilmiah selalu menemukan konteksnya di sini: bahwa mercusuar imajinasi telah menyorot seluruh wilayah kemungkinan dan apa yang harus dilakukan kemudian adalah tinggal membuktikannya. Studi-studi futurologi juga menemukan konteksnya di sini. Memang, selalu harus ada bantuan data-data pendahuluan. Namun, data-data itu hanyalah bagian dari sebuah dunia yang telah terbentuk dalam ruang imajinasi.

Para pemimpin bisnis dan politik serta tokoh-tokoh pergerakan dunia juga menemukan kekuatan mereka dari sini. Bahwasanya apa yang sekarang kita sebut visi dan kreativitas adalah ujung dari pangkal yang kita sebut imajinasi. Bacalah biografi Bill Gates atau Ciputra, maka Anda akan menemukan seorang pengkhayal. Bacalah biografi John F. Kennedy atau Soekarno, maka Anda juga akan menemukan seorang pengkhayal. Bacalah pula biografi Sayyid Qutlib, maka sekali lagi Anda akan menemukan seorang pengkhayal. Dalam dunia pemikiran, kebudayaan, dan kusenian, imajinasi bahkan menjadi tulang punggung yang menyangga kreativitas para pahlawan di bidang ini.

Kekuatan imajinasi sesungguhnya terletak pada beberapa titik. Pertama, pada wilayah kemungkinan yang tidak terbatas, yang terangkai dalam ruang imajinasi. Itu membantu kita untuk berpikir holistik dan komprehensif, menyusun peta keinginan, dan menentukan pilihan-pilihan tindakan yang sangat luas. Kedua, optimisme yang selalu lahir dari luasnya ruang gerak dalam wilayah kemungkinan dan banyaknya pilihan tindakan dalam segala situasi. Ketiga, imajinasi membimbing kita bertindak secara terencana oleh karena ia mcnjelaskan ruang dan memberi arah bagi apa yang mungkin kita lakukan.

Akan tetapi, imajinasi tentu saja bukan mukjizat. Harus ada kekuatan lain yang menyertainya agar ia efektif. Yang jelas, jika Anda mau belajar menjadi ‘pengkhayal ulung’, barangkali Anda telah memiliki sebagian dari potensi ledakan kepahlawanan.

Rabu, 21 Mei 2008

KAUM MUDA dan KEBANGKITAN BANGSA

KAUM MUDA dan KEBANGKITAN BANGSA

Oleh : Rama Pratama

Bulan Mei ini, kita sebagai sebuah bangsa merayakan seratus tahun kebangkitan nasional. Pada hakikatnya perayaan seratus tahun kebangkitan nasional ini harus menjadi titik tolak kebangkitan kaum muda. Karena memang pada kenyataannya sejarah telah bercerita bahwa suara kebangkitan itu selalu diteriakkan dan digelorakan oleh kaum muda. Keberanian untuk memperjuangkan perubahan, kekuatan untuk membangun peradaban sesungguhnya berada ditangan kaum muda.

Sebagaimana Hasan Al Banna, seorang pemimpin pergerakan di Mesir pernah mengatakan "didalam setiap kebangkitan, maka pemudalah rahasianya". Bahkan Sukarno dalam sebuah pidatonya pernah berkata "berikan aku sepuluh orang pemuda, niscaya akan kuguncang dunia".

Kenyataan hari ini memang bukanlah suatu hal yang mudah bagi kaum muda Indonesia. Instrumen pembinaan kaum muda Indonesia tidak berjalan sebagaimana mestinya. Ada berbagai organisasi pemuda, baik yang berada di bawah organisasi massa, partai politik, maupun yang bersifat mandiri. Ada juga yang berdasarkan profesi, kesukuan atau kedaerahan, baik lokal maupun nasional. Namun kebanyakan, hampir kehilangan daya geraknya.

Organisasi pemuda yang seharusnya dinamis, penuh inisiatif dan semangat perubahan seakan-akan kehilangan vitalitasnya. Mereka sibuk dengan urusan internal organisasi sehingga lupa ada tugas besar yang menanti mereka. Mereka lupa, lebih dari dua ratus juta jiwa rakyat menanti karya-karya besar kaum muda untuk menyelesaikan persoalan kebangsaan.

Orang-orang muda saat ini masih menjadi komunitas yang berserakan sehingga dampak perubahannya kurang signifikan, jika dilihat dari perspektif kebangsaan secara keseluruhan. Andai mereka terhimpun dalam organisasi yang mampu membangun sinergi dan partisipasi, tentulah energi perubahan yang akan dihasilkan menjadi tak tertahan. Sayangnya, mereka seringkali enggan berhimpun dalam wadah-wadah kepemudaan, karena dalam persepsi mereka, wadah kepemudaan saat ini tak lebih dari kumpulan pengangguran yang mencari hidup dengan menjual proposal kegiatan.

Persepsi seperti itu tentu harus diubah. Para aktifis kepemudaan harus dapat menunjukkan bahwa mereka berhimpun bukan untuk mencari makan apalagi jabatan. Mereka berhimpun untuk suatu perubahan menuju Indonesia baru, yakni memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

Dalam upaya revitalisasi organisasi kepemudaan, maka ada tiga hal yang perlu diperhatikan. Pertama, kejelasan ideologi. Ideologi adalah energi gerak yang luar biasa. Ia memberikan arahan sekaligus batasan mengenai sejauhmana idealisme harus dipertahankan. Organisasi yang tidak memiliki kejelaskan ideologi hanya akan menjadi kerumunan yang tak jelas apa yang akan diperjuangkan. Organisasi seperti ini akan sangat mudah ditempa perpecahan.

Kedua, persoalan kaderisasi. Kader merupakan elemen penting karena merekalah pembawa misi agar ideologi terealisasi. Penanaman jati diri dalam sebuah proses kaderisasi yang tertata rapi menjadi sebuah keharusan bagi setiap organisasi. Di tangan kader yang terideologisasi dengan baiklah, keberlangsungan organisasi dapat dipertahankan. Ketiga, persoalan struktur. Struktur organisasi membagi peran dan tanggung jawab setiap orang di dalamnya dengan jelas. Struktur yang disertai job description dan job specification yang jelas, akan mempermudah koordinasi dalam upaya konsolidasi.

Organisasi kepemudaan yang solid dan memiliki energi gerak yang dinamis akan sangat membantu kaum muda dalam menjalankan perannya sebagai agen perubahan. Sesungguhnya tugas kaum muda saat ini sangatlah luar biasa. Tantangan situasi domestik yang begitu mengerikan, seperti ancaman perpecahan, kemiskinan yang berkepanjangan, kerusakan lingkungan, merupakan pekerjaan rumah kaum muda yang belum terselesaikan.

Pada saat yang sama tantangan peradaban yang muncul sebagai konsekuensi dari globalisasi tidak mudah dieliminasi. Terkait tantangan globalisasi ini, Yusuf Qardhawi dalam bukunya 'Menyongsong Abad 21' mengingatkan: "meskipun kolonialisme militer Barat telah membawa pulang slogannya dan meninggalkan jajahannya namun ia meninggalkan penjajahan yang lebih berbahaya dan lebih dalam pengaruhnya dalam kehidupan, yaitu kolonialisme peradaban."

Kolonialisme peradaban, jika dibiarkan akan mengeliminasi kepribadian dan jati diri bangsa. Boleh jadi, suatu hari nanti kita tidak akan menemukan lagi Indonesia sebagai entitas sebuah bangsa dan budaya kecuali dalam buku sejarah. Tentu kita tidak menginginkan itu. Kita ingin Indonesia hidup seribu tahun lagi, bahkan lebih. Gema Keadilan sebagai wadah berkumpulnya kaum muda, mengajak seluruh kaum muda Indonesia untuk bersatu dan bangkit bersama menuju Indonesia baru. Kami sangat ingin kaum muda Indonesia bertemu lebih intens, berdiskusi mencari solusi bagi negeri, untuk kemudian bergandengan tangan dalam melakukan perubahan.

Setelah seratus tahun lalu semangat kebangkitan digelorakan oleh Budi Oetomo dan organisasi lainnya ketika itu, maka sudah saatnya kaum muda Indonesia meneriakkan kembali semangat kebangkitan itu. Sepuluh tahun reformasi harus diakui belum memberikan dampak yang berarti. Pergantian politisi memang terjadi, namun perubahan perilaku politik belum terjadi. Para pengemban amanah reformasi sama sekali belum mampu menunjukkan keseriusannya mewujudkan cita-cita reformasi. Indonesia yang bebas korupsi dan kolusi belum terjadi, keberpihakan ekonomi untuk rakyat kecil masih belum terealisasi, tatanan dan aktor-aktor birokrasi yang mau melayani masih berupa mimpi.

Maka kaum muda Indonesia, sekali lagi, tidak boleh berhenti untuk menggelorakan semangat kebangkitan. Akhirnya saya ingin mengingatkan apa yang pernah diamanatkan oleh Sukarno pada saat rapat raksasa di lapangan Ikada kepada seluruh pemuda Indonesia. Beliau mengatakan; "Hai orang Indonesia sekarang ini, landjutkanlah perdjoangan kita, landjutkanlah perdjoangan kita jang kita telah djalankan dengan penuh penderitaan; landjutkan, berusahalah, berdjoanglah, peraslah engkau punja tenaga dan keringat, agar supaja negara Republik Indonesia jang berwilajah kekuasaan dari Sabang sampai ke Merauke mendjadi negara jang kuat, Republik jang berdaulat, Republik jang disegani dan dihormati oleh seluruh umat manusia didunia ini. Berdjoanglah terus, berichtiarlah terus, bantinglah tulangmu terus, peraslah keringatmu terus, agar supaja bangsa Indonesia ini hidup di dalam kebahagiaan, tidak hidup kekurangan, tidak hidup tertindas, tidak hidup dalam kemudaratan, melainkan hidup sebagai kita tjita-tjitakan dari djaman dahulu, hidup di dalam keadaan gemah-ripah loh-djinawi, tata-tentrem karta rahardja

Apa Mimpi Anda

Apa Mimpi Anda?

Konon, hanya ada dua jenis manusia di muka bumi ini. Pertama, mereka yang berani bermimpi. Kedua, mereka yang tidak berani bermimpi. Jenis kedua tidak diceritakan disini. Bukannya tak menarik, tapi saya memang sedang ingin bercerita tentang yang pertama.

Ngomong-ngomong, apakah Anda pernah bermimpi? Memimpikan meraih sesuatu, katakanlah menjadi direktur marketing dalam lima tahun ke depan, menjadi pengusaha restoran top. Lalu, demi meraih mimpi itu Anda berusaha, dan tentu saja berdoa, bersungguh-sungguh, mengerahkan segenap daya upaya bahkan rela mengucurkan keringat, darah dan air mata. Pernah?

Kalau jawabannya “ya”, saya ingin sedikit berbagi cerita tentang bermimpi. Kebetulan, saya juga sedang memimpikan sesuatu dan sedang berjuang mewujudkannya. Mimpi saya, 15 tahun dari sekarang saya menjadi wakil bupati!

Betul, saya mendapat beragam reaksi ketika saya menceritakan mimpi tersebut kepada keluarga, teman atau orang baru kenal yang mengajak mengobrol di kendaraan umum --saya bekerja di Jakarta, tapi tinggal sekitar 100 km di luar kota, dan hampir setiap hari naik bus antarkota. Tak semua komentar membesarkan hati memang. Bahkan, ada pula yang menanggapinya dengan tertawa seraya mengolok-olok --kalau ketemu yang seperti ini saya tidak ambil pusing, cuma diketawain gak bikin benjut toh?

Yang hampir pasti, dari semua pendengar (Anda juga, mungkin), saya� selalu mendapat pertanyaan sama, “Mengapa wakil bupati, bukan menjadi bupati?” Untuk menjawabnya saya biasanya buka kartu. “Selain dorongan hati nurani, mimpi saya ini ada teorinya lho. Gak asal ngimpi!”

“Teori” mengenai bermimpi ini saya dapatkan saat mengikuti pelatihan Kubik Leadership pertengahan 2006 lalu. Pelatihan yang dimotori Jamil Azzaini, Indrawan Nugroho dan Farid Poniman ini memang mengajak pesertanya untuk berani bermimpi, membuat rencana untuk mewujudkannya, dan tahu kapan mimpi itu harus menjadi kenyataan.

Setiap peserta pelatihan diminta membuat mimpi besar yang spesifik dan tertulis. Mengapa tertulis? Ini merujuk pada sebuah hasil penelitian yang dilakukan Yale University Amerika kepada mahasiswanya yang lulus. Yale University menanyai mereka, apakah mereka punya mimpi? Yang menjawab punya mimpi hanya 33%. Dari 33% itu ditanya lagi, berapa yang menuliskan mimpinya, ternyata 33% saja. Duapuluh tahun kemudian dilakukan penelitian, mereka yang memiliki mimpi dan menuliskannya mampu mewujudkannya dan menjadi orang besar sementara yang tidak punya mimpi menjadi orang biasa saja.

Agar bisa mewujudkan mimpi, pelatihan Kubik Leadership menginspirasi pesertanya untuk kerja keras, kerja cerdas dan kerja ikhlas. Tentu ada resep-resep lainnya yang mereka berikan.

Ihwal kerja cerdas, trainer Kubik Leadership Farid Poniman menjelaskan, kita harus memahami dan mampu mengoptimalkan mesin kecerdasan yang kita miliki agar bisa bergerak cepat di lintasan “mimpi” kita. Menurut dia, mengadaptasi tipologi kepribadian Jung, ada empat jenis mesin kecerdasan manusia. Yakni, Sensing, Thinking, Intuiting dan Feeling; tergantung belahan otak mana yang paling dominan bekerja atau digunakan.

Mesin kecerdasan Sensing untuk belahan otak kiri bawah (limbik kiri), mesin kecerdasan Thinking untuk belahan otak kiri atas (neokorteks kiri), mesin kecerdasan Intuiting untuk belahan otak kanan atas (neokorteks kanan), mesin kecerdasan Feeling untuk belahan otak kanan bawah (limbik kanan). Dengan mengenal mesin-mesin kecerdasan maka kita akan mengetahui letak kekuatan dan kelemahan kita, sehingga kita dapat berperan secara tepat dalam menjalankan tugas-tugas.

Masih menurut Farid Poniman, setiap mesin kecerdasan memiliki orientasi berbeda. Tipe Sensing berorientasi pada “Harta”, Thinking pada “Tahta”, Intuiting pada “Kata” dan Feeling pada “Cinta”. Kubik Leadership menyebutnya sebagai 4 TA. Dengan demikian, dapat dipahami mengapa mereka yang tergolong tipe Sensing akan lebih memilih mengejar “mimpi” yang berkaitan dengan kekayaan, sementara tipe Thinking lebih suka mengejar jabatan atau kedudukan.

Dari sekian jenis mesin kecerdasan itu, berdasarkan hasil tes –harus menjawab sejumlah pertanyaan tertulis untuk tahu mesin kecerdasan kita– rupanya saya termasuk tipe Instink. Tipe ini tergolong unik jika dibandingkan empat tipe yang “normal” tadi.

Jika keempat tipe tadi hanya dominan di satu sisi, tipe Instink mampu menggunakan keempat belahan otaknya dengan sama baiknya. Karenanya, tipe Instink berpotensi sukses “mengejar apa saja”. Namun, yang teristimewa dari tipe in, akan lebih sukses dan nyaman jika menempati “posisi kedua”, misalnya dengan menjadi wakil bupati!

Itu sekelumit cerita soal bermimpi. Syukur kalau Anda kemudian terinspirasi untuk punya mimpi. Dengarlah apa kata Sakichi Toyoda. Bapak pendiri perusahaan Toyota ini berujar, setiap orang perlu mengambil proyek besar paling tidak sekali dalam hidupnya dan membuat kontribusi yang positif dalam hidup ini.

Nah, sekarang, apa mimpi Anda?

Nabi Muhammad SAW : Pribadi Paling Sukses Sepanjang Sejarah Peradaban Dunia

(LAMARTINE, Histoire De La Turquie, Paris, 1854, Vol. II, pp 276-277)
“Dunia telah menyaksikan banyak pribadi-pribadi agung. Namun, dari orang orang tersebut adalah orang yang sukses pada satu atau dua bidang saja misalnya agama atau militer. Hidup dan ajaran orang-orang ini seringkali terselimuti kabut waktu dan zaman. Begitu banyak spekulasi tentang waktu dan tempat lahir mereka, cara dan gaya hidup mereka, sifat dan detail ajaran mereka, serta tingkat dan ukuran kesuksesan mereka sehingga sulit bagi manusia untuk merekonstruksi ajaran dan hidup tokoh-tokoh ini.
>
Tidak demikian dengan orang ini. Muhammad (SAW) telah begitu tinggi menggapai dalam berbagai bidang pikir dan perilaku manusia dalam sebuah episode cemerlang sejarah manusia. Setiap detil dari kehidupan pribadi dan ucapan-ucapannya telah secara akurat didokumentasikan dan dijaga dengan teliti sampai saat ini. Keaslian ajarannya begitu terjaga, tidak saja oleh karena penelusuran yang dilakukan para pengikut setianya tapi juga oleh para penentangnya. Muhammad adalah seorang agamawan, reformis sosial, teladan moral, administrator massa, sahabat setia, teman yang menyenangkan, suami yang penuh kasih dan seorang ayah yang penyayang - semua menjadi satu. Tiada lagi manusia dalam sejarah melebihi atau bahkan menyamainya dalam setiap aspek kehidupan tersebut - hanya dengan kepribadian seperti dia-lah keagungan seperti ini dapat diraih.”

K. S. RAMAKRISHNA RAO, Professor Philosophy dalam bookletnya, “Muhammad, The Prophet of Islam”

Kepribadian Muhammad, hhmm… sangat sulit untuk menggambarkannya dengan tepat. Saya pun hanya bisa menangkap sekilas saja: betapa ia adalah lukisan yang indah. Anda bisa lihat Muhammad sang Nabi, Muhammad sang pejuang, Muhammad sang pengusaha, Muhammad sang negarawan, Muhammad sang orator ulung, Muhammad sang pembaharu, Muhammad sang pelindung anak yatim-piatu, Muhammad sang pelindung hamba sahaya, Muhammad sang pembela hak wanita, Muhammad sang hakim, Muhamad sang pemuka agama. Dalam setiap perannya tadi, ia adalah seorang pahlawan. Saat ini, 14 abad kemudian, kehidupan dan ajaran Muhammad tetap selamat, tiada yang hilang atau berubah sedikit pun. Ajaran yang menawarkan secercah harapan abadi tentang obat atas segala penyakit kemanusiaan yang ada dan telah ada sejak masa hidupnya. Ini bukanlah klaim seorang pengikutnya tapi juga sebuah simpulan tak terelakkan dari sebuah analisis sejarah yang kritis dan tidak bias.

MICHAEL H. HART, The 100: A Rangking of the Most Influential Person in History.
“ Pilihan saya pada Muhammad untuk diletakkan di peringkat teratas dari urutan orang-orang yang berpengaruh di dunia boleh jadi mengejutkan sebagian pembaca dan membuat orang lain bertanya-tanya. Tetapi ia adalah satu-satunya manusia dalam sejarah yang meraih sukses yang begitu tinggi, baik dalam bidang agama, maupun dalam bidang keduniaan.”

PROF. (SNOUCK) HURGRONJE:
Liga bangsa-bangsa yang didirikan Nabi umat Islam telah meletakkan dasar-dasar persatuan internasional dan persaudaraan manusia di atas pondasi yang universal yang menerangi bagi bangsa lain. Buktinya, sampai saat ini tiada satu bangsa pun di dunia yang mampu menyamai Islam dalam capaiannya mewujudkan ide persatuan bangsa-bangsa. Dunia telah banyak mengenal konsep ketuhanan, telah banyak individu yang hidup dan misinya lenyap menjadi legenda. Sejarah menunjukkan tiada satu pun legenda ini yang menyamai bahkan sebagian dari apa yang Muhammad capai. Seluruh jiwa raganya ia curahkan untuk satu tujuan: menyatukan manusia dalam pengabdian kapada Tuhan dalam aturan-aturan ketinggian moral. Muhammad atau pengikutnya tidak pernah dalam sejarah menyatakan bahwa ia adalah putra Tuhan atau reinkarnasi Tuhan atau seorang jelmaan Tuhan - dia selalu sejak dahulu sampai saat ini menganggap dirinya dan dianggap oleh pengikutnya hanyalah sebagai seorang pesuruh yang dipilih Tuhan.

THOMAS CARLYLE on Heroes, Hero-Worship and the Heroic in History, London 1888
“….Orang-orang Arab ini, sang lelaki Muhammad, dan satu abad, bukanlah ini seperti percikan, satu percikan, yang jatuh dari langit ke atas bumi padang pasir hitam yang sepele: tapi lihatlah ! Pasir itu seakan-akan berubah menjadi bubuk bahan peledak, yang meletus setinggi langit dari New Delhi sampai Granada. Aku katakan Orang Besar ini seperti kilat yang turun dari langit.”

“(Betapa menakjubkan) seorang manusia sendirian dapat mengubah suku-suku yang saling berperang dan kaum nomaden (Baduy) menjadi sebuah bangsa yang paling maju dan paling berperadaban hanya dalam waktu kurang dari dua decade.” “Kebohongan yang dipropagandakan kaum Barat yang diselimutkan kepada orang ini (Muhammad) hanyalah mempermalukan diri kita sendiri.” “Sesosok jiwa besar yang tenang, seorang yang mau tidak mau harus dijunjung tinggi. Dia diciptakan untuk menerangi dunia, begitulah perintah Sang Pencipta Dunia.”

EDWARD GIBBON and SIMON OCKLEY speaking on the profession of ISLAM write:
“Saya percaya bahwa Tuhan adalah tunggal dan Muhammad adalah pesuruh-Nya’ adalah pengakuan kebenaran Islam yang simpel dan seragam. Tuhan tidak pernah dihinakan dengan pujaan-pujaan kemakhlukan; penghormatan terhadap Sang Nabi tidak pernah berubah menjadi pengkultusan berlebihan; dan prinsip-prinsip hidupnya telah memberinya penghormatan dari pengikutnya dalam batas-batas akal dan agama

HISTORY OF THE SARACEN EMPIRES, London, 1870, p. 54.
Muhammad tidak lebih dari seorang manusia biasa. Tapi ia adalah manusia dengan tugas mulia untuk menyatukan manusia dalam pengabdian terhadap satu dan hanya satu Tuhan serta untuk mengajarkan hidup yang jujur dan lurus sesuai perintah Tuhan. Dia selalu menggambarkan dirinya sebagai ‘hamba dan pesuruh Tuhan’ dan demikianlah juga setiap tindakannya.

D.C. SHARMA, The Prophets Of The East, Calcutta, 1935, pp. 12
“Muhammad adalah sosok penuh kebaikan, pengaruhnya dirasakkan dan tak pernah dilupakan orang-orang terdekatnya.

JAMES A. MICHENER, “Islam: The Misunderstood Religion,” in READER’S DIGEST (American edition), May 1955, pp. 68-70.
Muhammad, seorang inspirator yang mendirikan Islam, dilahirkan pada tahun 570 masehi dalam masyarakat Arab penyembah berhala. Yatim semenjak kecil dia secara khusus memberikan perhatian kepada fakir miskin, yatim piatu dan janda, serta hamba sahaya dan kaum lemah. Di usia 20 tahun, dia sudah menjadi seorang pengusaha yang sukses, dan menjadi pengelola bisnis seorang janda kaya. Ketika mencapai usia 25, sang majikan melamarnya. Meski usia perempuan tersebut 15 tahun lebih tua Muhammad menikahinya dan tetap setia kepadanya sepanjang hayat sang istri.

“Seperti halnya para nabi lain, Muhammad memulai tugas kenabiannya dengan sembunyi2 dan ragu2 karena menyadari kelemahannya.Tapi “Baca” adalah perintah yang diperolehnya, -dan meskipun sampai saat ini diyakini bahwa Muhammad tidak bisa membaca dan menulis - dan keluarlah dari mulutnya satu kalimat yang akan segera mengubah dunia: “Tiada tuhan selain Tuhan.”

“Dalam setiap hal, Muhammad adalah seorang yang mengedepankan akal. Ketika putranya, Ibrahim, meninggal disertai gerhana dan menimbulkan anggapan ummatnya bahwa hal tersebut adalah wujud rasa belasungkawa Tuhan kepadanya, Muhammad berkata: “Gerhana adalah sebuah kejadian alam biasa, adalah suatu kebodohan mengkaitkannya dengan kematian atau kelahiran seorang manusia.”

“Sesaat setelah ia meninggal, sebagian pengikutnya hendak memujanya sebagaimana Tuhan dipuja, akan tetapi penerus kepemimpinannya (Abu Bakar-pen.) menepis keingingan ummatnya itu dengan salah satu pidato relijius terindah sepanjang masa: ‘Jika ada diantara kalian yang menyembah Muhammad, maka ketahuilah bahwa ia telah meninggal. Tapi jika Tuhan-lah yang hendak kalian sembah, ketahuilah bahwa Ia hidup selamanya”. (Ayat terkait: Q.S. Al Imran, 144 - pen.)

W. MONTGOMERY WATT, Mohammad At Mecca, Oxford, 1953, p. 52.
“Kesiapannya menempuh tantangan atas keyakinannya, ketinggian moral para pengikutnya, serta pencapaiannya yang luar biasa - semuanya menunjukkan integritasnya. Mengira Muhammad sebagai seorang penipu hanyalah memberikan masalah dan bukan jawaban. Lebih dari itu, tiada figur hebat yang digambarkan begitu buruk di Barat selain Muhammad”

ANNIE BESANT, The Life And Teachings Of Muhammad, Madras, 1932, p. 4.
“Sangat mustahil bagi seseorang yang memperlajari karakter Nabi Bangsa Arab, yang mengetahui bagaimana ajarannya dan bagaimana hidupnya untuk merasakan selain hormat terhadap beliau, salah satu utusan-Nya. Dan meskipun dalam semua yang saya gambarkan banyak hal-hal yang terasa biasa, namun setiap kali saya membaca ulang kisah-kisahnya, setiap kali pula saya mersakan kekaguman dan penghormatan kepada sang Guru Bangsa Arab tersebut.”

BOSWORTH SMITH, Mohammad And Mohammadanism, London, 1874, p. 92.
“Dia adalah perpaduan Caesar dan Paus; tapi dia adalah sang Paus tanpa pretensinya dan seorang caesar tanpa Legionnaire-nya: tanpa tentara, tanpa pengawal, tanpa istana, tanpa penghasilan tetap; jika ada seorang manusia yang pantas untuk berkata bahwa dia-lah wakil Tuhan penguasa dunia, Muhammad lah orang itu, karena dia memiliki kekuatan meski ia tak memiliki segala
instrument atau penyokongnya.”

JOHN WILLIAM DRAPER, M.D., L.L.D., A History of the Intellectual Development of Europe, London 1875, Vol.1, pp.329-330
“Empat tahun setelah kematian Justinian, pada 569 AD, telah lahir di Mekkah Arabia seorang manusia yang sangat besar pengaruhnya terhadap ummat manusia … Muhammad”

JOHN AUSTIN, “Muhammad the Prophet of Allah,” in T.P. ’s and Cassel’s Weekly for 24th September 1927.
“Dalam kurun waktu hanya sedikit lebih dari satu tahun, ia telah menjadi pemimpin di Madinah. Kedua tangannya memegang sebuah tuas yang siap mengguncang dunia.”

PROFESSOR JULES MASSERMAN
“Pasteur dan Salk adalah pemimpin dalam satu hal (intelektualitas-pen). Gandhi dan Konfusius pada hal lain serta Alexander, Caesar dan Hitler mungkin pemimpin pada kategori kedua dan ketiga (reliji dan militer pen.). Jesus dan Buddha mungkin hanya pada kategori kedua. Mungkin pemimpin terbesar sepanjang masa adalah Muhammad, yang sukses pada ketiga kategori tersebut. Dalam skala yang lebih kecil Musa melakukan hal yang sama.”

SAROJINI NAIDU, penyair terkenal India (S. Naidu, IDEALS OF ISLAM, vide Speeches & Writings, Madras, 1918, p. 169):
“Inilah agama pertama yang mengajarkan dan mempraktekkan demokrasi; di setiap masjid, ketika adzan dikumandangkan dan jemaah telah berkumpul, demokrasi dalam Islam terwujud lima kali sehari ketika seorang hamba dan seorang raja berlutut berdampingan dan mengakui: ‘Allah Maha Besar’… Saya terpukau lagi dan lagi oleh kebersamaan Islam yang secara naluriah membuat manusia menjadi bersaudara.”

Dikutip oleh O. HASHEM, “Muhammad Sang Nabi”, Tama Publisher 2005
Ia hidup sangat sederhana; makanan sehari-harinya hanyalah roti dan air; kadang-kadang selama sebulan tiada api menyala di tungku. Mereka mencatat bagaimana ia memperbaiki sendiri sepatunya dan menambal jubahnya… Tiada kaisar dalam kebesarannya lebih ditaati dari lelaki yang menambal jubahnya sendiri ini.”

LIFE EXCELLENCE

Reza M. Syarief adalah nama yang cukup dikenal dengan beberapa bukunya seperti Life Excellence yang telah disedot pasar lebih dari 100 ribu eksemplar.

Saya terkesan dengan penampilan barunya yang berjubah dan bersurban putih yang jelas berbeda dengan penampilannya yang selama ini saya kenal.

Sebagai seorang motivator dan pembelajar, ia menyerap ilmu sukses dari mana-mana. Kalau tidak salah, beliau juga pernah mengikuti seminar Unleash The Power Within dari Anthony Robbins di Singapura tahun 2002 lalu di mana saya juga temasuk di dalam rombongan dari Indonesia ketika itu. Ilmu NLP dan segala macamnya sudah pasti telah ditelan dan dikuasainya dengan mahir.

Akhirnya ia menemukan ujung dari pencariannya selama ini ke dalam satu rumusan sukses yang bermakna dan hakiki. Ia merumuskannya dengan 3 kunci sukses yang disingkatnya dengan SBB. Apa itu SBB? SBB adalah kependekan dari Sejahtera, Berkah dan Bahagia.

Berikut ini adalah penjelasannya:

1. Sejahtera.

Sejahtera berbeda dengan kaya. Sejahtera adalah kondisi di mana uang mengejar kita, bukan sebaliknya. Orang yang sejahtera ibarat magnet kuat yang menarik besi-besi mendekat kepadanya. Ia tidak sibuk mencari uang. Ia hanya sibuk meningkatkan nilai tambah dirinya dan menjadi penarik uang.

Menarik ya. Saya termenung mendalam mendengar penjelasan ini. Saya bertanya kepada diri sendiri. Apakah saya sudah termasuk orang yang sejahtera menurut kriteria ini. Apakah uang sudah mengejar-ngejar saya? Atau kah sebaliknya?

Ide ini sebenarnya sudah sering saya dengar dengan berbagai istilah dengan kurang lebih maknanya sama. Ada yang bilang wealth attractor, ada yang bilang money magnet dan sebagainya. Tapi yang penting idenya adalah bagaimana kita tidak lagi sibuk siang malam mengejar uang. Itu intinya.

Coba perhatikan orang-orang yang “sejahtera” itu. Memang betul. Mereka tidak lagi sibuk mencari uang. Uang dan peluang itu datang sendiri kepada mereka. Mereka telah menjadi magnet uang.

2. Berkah.

Buat apa kaya kalau tidak berkah. Jadi, yang lebih penting bukanlah seberapa banyak yang kita miliki. Tapi seberapa banyak yang kita berikan.

Ini konsep menarik juga. Kekayaan dan ilmu itu baru menjadi berkah ketika kita berbagi. Ilmu dan kekayaan akan bertambah bila kita berbagi.

Givers are takers, kata Robert Allen dalam buku One Minute Millionaire. Orang yang banyak memberi akan banyak menerima. Kita akan memanen apa yang kita tanam.

Saya pernah mendengar sebuah ungkapan bijak yang mengatakan bahwa yang membuat kita kuat bukanlah apa yang kita miliki, melainkan apa yang kita bagi. Apa yang kita berikan itu menjadi benteng buat kita.

Mau kaya dan penuh berkah? Berbagilah.

3. Bahagia dunia dan akhirat.

Ini sih sudah jelas bagi kita semua. Ini adalah the ultimate goal kita selama hidup di dunia.

Di ujung pencarian sukses semua orang itu adalah kata “bahagia” ini. Buat apa kaya tapi tidak tenang? Buat apa punya rumah mentereng tapi ketakutan dikejar-kejar oleh KPK?

Bahagia di dunia dan akhirat. Orang yang mencari dunia niscaya akan mendapatkannya. Orang yang mencari akhirat, niscaya akan mendapatkan dunia dan akhirat, kata Bimbo.

Menurut saya, bahagia adalah kondisi tanpa syarat. Bahagia tidak ditentukan dengan berapa jumlah uang di rekening kita. Tidak juga dengan apa yang kita pakai. Tidak juga terkait dengan bagaimana orang menilai kita. Kita bisa berbahagia “tanpa alasan”.

Mau hidup sukses penuh makna? Gunakan rumus SBB ini.

Semoga bermanfaat

"Life Excellent"

1. Kaya didunia lalu masuk surga

Dikenal dengan 4 S yaitu : Survival, mempertahankan diri dalam kompetensi hidup. Stability, pribadi yang tidak emosial/ kematangan emosi., Success, Pribadi yang dapat dijadikan contoh/teladan. Kesuksesan ini dinilai orang orang lain. dan terakhir adalah Significant, yaitu pribadi yang membagi kesuseksannya kepada orang lain. (If you want to double your success, share with others)

2. Success is important but happiness is also important

Kisah pada suatu hari, Rasulullah bertanya pada seorang sahabat, "Apa kabarmu? dan sahabat ini menjawab sbb, dan dapat diindikasikan sbg ciri-ciri Muslim sejati :

a. Dapat merasakan dan seolah-olah surga ada dihadapanku hari ini dengan ijin Allah SWT.
b. Dunia kecil dihadapanku
c. Sudah tidak sanggup menikmati dunia dan rindu akan kematian untuk berjumpa dengan Allah SWT.

Life excellent mengajarkan kita menjadi manusia pilihan Allah. Kuncinya adalah ikutilah orang yg sukses, yaitu Rasulullah SAW.

"Sesungguhnya Muhammad berbudi pekerti agung".

Mengapa kita mau menjadi manusia pilihan Allah, :
1.
Allah tidak pernah berbohong kepada manusia
2. Allah tidak pernah berkhianat
3. Allah tidak pernah berkhianat

Dalam mengikuti materi ini jangan sampai kita termasuk yang "JIPING" ngaji kuping. Begitu keluar arena lupa semua yg disampaikan apalagi diimplementasikan. Jadilah peserta yang "JIMAL" (ngaji amal).

IMPIAN

IMPIAN

The future belongs to those who believe in the beauty of their dreams.-- Eleanor Roosevelt –

Masa depan hanyalah milik orang-orang yang percaya akan keindahan mimpi-mimpi mereka. Impian adalah ambisi dari dalam diri manusia yang menjadi penggerak untuk maju. Impian merupakan hasrat yang akan menggerakkan manusia untuk mewujudkannya. Dunia ini bertumbuh dengan peradaban yang lebih tinggi dan tehnologi yang lebih hebat itu berkat impian orang-orang besar. Orang-orang besar itu adalah para pemimpi.

Menurut Francis Ford Coppola, "It was the man's dream, and his inspiring attempt to make them come true that remain important. ?Itu mimpi manusia yang terpenting, dan upayanya yang inspiratif mengupayakan mimpi itu menjadi kenyataan." Kemajuan kehidupan saat ini merupakan hasil impian generasi pendahulu kita. Mereka yang tidak mempunyai impian meninggalkan banyak hal yang ditawarkan oleh kehidupan. Hasrat atau kegigihan mereka mudah sekali pudar, sehingga mereka dengan mudah mengubah impian mereka menjadi sangat sederhana. Padahal, impian yang besar mempunyai kekuatan yang besar pula. Orang-orang yang berhasil mencatat nama dalam sejarah rata-rata mempunyai ciri khas yaitu selalu mampu memperbarui impian mereka.

Impian Merupakan Sumber MotivasiImpian akan mempengaruhi pikiran bawah sadar. Misalnya kita memimpikan sebuah kamera merek A, maka kita menjadi lebih jeli memperhatikan benda tersebut. Tantangan berat yang harus dihadapi bukan sesuatu yang berarti jika impian sudah menjadi nafas kita. "It may be that those who do most, dream most, - Mereka mengerjakan sesuatu dengan giat, sebab mereka sangat memimpikannya, " kata Stephen Butler Leacock. Bahkan impian dapat menjamin keberhasilan, karena senantiasa menjadi sumber motivasi hingga mencapai tujuan atau menggapai tujuan selanjutnya. Dorongan motivasi itulah yang akan menggerakkan tubuh dan mengatur strategi yang harus ditempuh, misalnya bagaimana mencari informasi dan menjalin komunikasi maupun bekerjasama dengan orang lain. Nelson Mandela, sebelum menjadi Presiden Afrika Selatan, ia harus berjuang untuk sebuah impian negara Afrika Selatan yang berdaulat. Untuk itu ia menghadapi tantangan teramat berat. Impian selalu memotivasi Nelson Mandela untuk tetap berjuang, meskipun ia harus merelakan sebagian besar waktunya dibalik terali besi. Impian merupakan sumber semangat bagi Nelson, hingga Afrika Selatan benar-benar merdeka. Sebenarnya, kitapun dapat memperbarui nilai dan menyempurnakan jati diri dengan kekuatan impian. Jadi jangan takut untuk bermimpi akan hal-hal yang besar, sebab impian menimbulkan hasrat yang kuat untuk meraihnya. Impian mampu berperan sebagai sumber motivasi, yang membangkitkan ambisi dan optimisme, sehingga kita mampu melampaui semua rintangan dan kesulitan.

Impian Menciptakan Energi Besar untuk Berprestasi Impian menjadikan manusia penuh vitalitas dalam bekerja. Impian itu sendiri sebenarnya merupakan sumber energi menghadapi tantangan yang tidak gampang. Menurut Anais Nin, "Hidup ini mengerut atau berkembang sesuai dengan keteguhan hati seseorang." Ada 4 tips sederhana guna menjadikan impian sebagai sumber energi kita yaitu disingkat dengan kata PLUS, yaitu; percaya, loyalitas, ulet dan sikap mental positif. Rasa percaya menjadikan seseorang pantang menyerah, meskipun mungkin orang lain mengkritik atau menghalangi. Kepercayaan itu juga membentuk kesadaran bahwa manusia diciptakan di dunia ini sebagai pemenang. Tips yang kedua adalah loyalitas atau fokus untuk merealisasikan impian. Untuk mendapatkan daya dorong yang luar biasa, maka tentukan pula target waktu. Tips yang ketiga adalah ulet. Sebuah impian menjadikan seseorang bekerja lebih lama dan keras. Sedangkan tips yang ke empat adalah sikap mental positif. Seseorang yang mempunyai impian memahami bahwa keberhasilan memerlukan pengorbanan, kerja keras dan komitmen, waktu serta dukungan dari orang lain. Oleh sebab itu, mereka selalu bersemangat mengembangkan kemampuan tanpa henti dan mencapai kemajuan terus menerus hingga tanpa batas. Impian yang sudah menjadi nafas kehidupan merupakan daya dorong yang luar biasa.

Impian Menjadikan Kehidupan Manusia Lebih Mudah Dijalani Impian menjadikan manusia lebih kuat menghadapi segala rintangan dan tantangan. Sebab impian dapat menimbulkan kemauan keras untuk merealisasikannya. Para pencipta puisi Belanda atau Dutch Poet's Society mengatakan "Nothing is difficult to those who have the will, -Tidak ada sesuatupun yang sulit selama masih ada kemauan." Bob William mampu berlari dengan menggunakan kedua tangan. Ia tidak merasakan sakit di tangannya. Sebab sebuah tujuan yang berarti menjadikan segala sesuatu dapat dilakukan dengan mudah dan menyenangkan. Kunci kebahagiaan adalah mempunyai impian. Sedangkan kunci kesuksesan itu sendiri adalah mewujudkan impian. George Lucas mengatakan, "Dreams are extremely important. You can't do it unless you imagine it, - Impian sangatlah penting. Kau tidak akan dapat melakukan apa-apa sebelum kau membayangkannya. " Jadi jangan takut memimpikan sesuatu. Jadikan impian tersebut sebagai nafas kehidupan. Sebab impian yang kuat justru menjadikan perjuangan yang berat saat menggapainya sebagai sarana latihan mengoptimalkan kekuatan-kekuatan yang lain, misalnya kekuatan emosi, fisik, maupun rohani.

Ketika Tugas Penting Harus Dikerjakan

Ketika Tugas Penting Harus Dikerjakan

Cerita ini adalah tentang empat orang bernama :
1. Semua Orang
2. Seseorang
3. Siapa Saja, dan
4. Tak Seorang pun.

Ada tugas penting yang harus dikerjakan, dan Semua Orang diminta melakukannya.

Semua Orang yakin bahwa Seseorang akan melakukannya. Siapa Saja bisamelakukannya, tetapi Tak Seorang pun yang melakukannya. Seseorang menjadimarah tentang itu, sebab ini tugas Semua Orang.

Semua Orang menganggap bahwa Siapa Saja dapat melakukannya, tetapi Tak Seorang pun yang menyadari bahwa Semua Orang tidak akan melakukannya.

Akhirnya Semua Orang menyalahkan Seseorang, ketika Tak Seorang pun apa yang bisa dilakukan oleh Siapa Saja.

Siapa yg seharusnya bertanggung jawab.....? (dari empat orang di atas)

Sumber: Milis Pengembangan Kepribadian